Senin, 13 Desember 2010

Timnas Berdasarkan Dunia Pewayangan

Wayang salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang. Budaya wayang, yang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan. (http://budayawayangkulit.blogspot.com)
Penyesuaian konsep filsafat ini juga menyangkut pada pandangan filosofis masyarakat Jawa terhadap kedudukan para dewa dalam pewayangan. Para dewa dalam pewayangan bukan lagi merupakan sesuatu yang bebas dari salah, melainkan seperti juga makhluk Tuhan lainnya, kadang-kadang bertindak keliru, dan bisa jadi khilaf. Hadirnya tokoh panakawan dalam_ pewayangan sengaja diciptakan para budayawan In­donesia (tepatnya budayawan Jawa) untuk mem­perkuat konsep filsafat bahwa di dunia ini tidak ada makhluk yang benar-benar baik, dan yang benar-benar jahat. Setiap makhluk selalu menyandang unsur kebaikan dan kejahatan. (http://budayawayangkulit.blogspot.com)
Dari kisah-kisah pewayangan tersebut tampilah tokoh-tokoh pewayangan yang menjadi tokoh prontagonis dan antagonis. Dari tokoh prontagonis penulis akan menyimbolkan karakteristik tokoh tersebut berikut kisah kepahlawanan kepada para pemain timnas indonesia. Dari tokoh tersebut antara lain :

1.      Irfan Bachdim (Arjuna)
 

Sosok arjuna lebih tepat di terapkan pada sosok Irfan Bachdim (Irfan Haarys Bachdim), karena selain kepiawaian di dalam bermain sepak bola dia juga memiliki wajah yang sangat memikat bagi kaum hawa. Selain itu arjuna di dididik di oleh mahabharata dan Kurawa (musuh mahabharata), begitu pula Irfan yang mendapat didikan dari Belanda yang notabennya Belanda adalah penjajah Indonesia. Akan tetapi karena panggilan diri untuk mengabdi pada Negara Ayahnya (Noval Bachdim), maka dia bersedia untuk membela merah putih. Arjuna memiliki senjata sakti yang merupakan anugerah para dewata, yaitu bernama panah Pasupati dengan busurnya bernama Gandiwa, dengan senjata itu apabila dibidikan maka akan selalu mengenai sasarannya, begitu juga dengan Irfan dengan dua golnya (ke gawang Malaysia dan Laos) merupakan keahliannya sebagai straiker dan semoga senjata pasupatinya akan terus merobek jala setiap lawannya.

2.      Christian Gonzalez (Gatot Kaca)
  

Gatot kaca adalah sosok yang tegap, gagah dan terkenal dengan otot kawat tulang besi, sehingga cocok dengan karakter “El-Loco” (Christian Gérard Alvaro González) yaitu sosok yang memiliki body ball yang kuat, walaupun tidak memiliki kecepatan dalam berlari, dia mampu menggiring bola tanpa sedikitpun merasa ada hambatan dari pihak lawan. Sosok Gatot Kaca memiliki kemampuan untuk terbang dan begitu pula dengan sosok Christian yang sangat berbahaya apabila mendapat umpan bola atas, dengan 4 gol yang tercipta untuk Timnas itu sebagian terjadi dengan gol dari kepalanya.

3.      Bambang Pamungkas (Laksmana)


Sosok Laksmana adalah sebagai adik dari Rama yang setia terhadap sang kaka walaupun harus mengembara di Hutan. Begitu juga dengan sosok Bambang Pamungkas walaupun harus menghangati bangku cadangan dia tetap setia terhadap Merah Putih dan tetap berusaha menjadi yang terbaik ketika dia diturunkan.
Selain itu Laksmana sangat piawai dalam bertempur terbukti dia mampu mengalahkan Indrajit pada pertempuran Alengka, begitu pula dengan sosok Bambang Pamungkas dengan 36 gol yang sangat berbahaya bila dia sudah menguasai bola di kotak penalti.

4.      Firman Utina (Yudhistira)


Yudhistira merupakan pemimpin dari pandawa lima, yang memiliki sikap bijak, kstaria, dan menjadi panutan adik-adiknya (Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa). Begitu juga sosok Firman yang menjadi kapten timnas yang berhasil menjadi sosok kapten yang tepat bagi timnas yang punya kewibawaan dan sangat piawai dalam menguasai lapangan tengah berikut pasing-pasing akuratnya.

5.      Oktomaniani (Antareja)



Sosok Antareja merupakan adik dari Gatot Kaca yang berbeda ibu putra dari Bimasena yang memiliki ilmu Napakawaca yaitu ilmu yang bisa menghidupkan kembali Mayat, begitu juga dengan Okto yang selalu menghidupkan lini penyerangan Timnas dengan tiada henti-hentinya berlari di sayap kiri timnas membuat tim lawan kocar-kacir dibuatnya.

6.      Muhammad Ridwan (Antasena)


Antasena adalah putra bungsu Bimasena atau Wrekodara, yaitu Pandawa nomor dua. Ia lahir dari seorang ibu bernama Dewi Urangayu putri Batara Mintuna. Bima meninggalkan Urangayu dalam keadaan mengandung ketika ia harus kembali ke negeri Amarta. M. Ridwan yang mempunyai keahlian dalam menggiring bola menyusur tanah, terlihat pada saat mencetak gol kedua saat melawan Laos dia menggiring bola dan mampu melewati barisan pertahanan Laos sampai terjadi sebuah gol. Kemampuan tersebut sama seperti Antasena yang mampu menyusur tanah air dan udara.

7.      Arif Suyono (Hanoman)

Untuk sosok ini penulis mengharapkan untuk mengesampingkan kalau tokoh ini merupakan sesosok kera, dari segi karakteristik sosok Hanoman yang merupakan Maskot Sea Games Jakarta (1977) ini memiliki semangat pantang mundur pada saat bertempur terbukti dengan hancurnya tentara Alengka di bawah kepemimpinan rajanya “Rahwana” pada saat pertempuran Alengka untuk mengambil kembali Dewi Shinta istri Rama.
Begitu pula sosok Arif Suyono yang sekarang di sebut Super Sub dengan mencetakan gol dengan sentuhan pertama pada saat melawan Malaysia, gol saat melawan Laos dan kontribusinya pada saat melawan Thailand sehingga Timnas dapat membalikan keadaan. Semangat pantang menyerah yang dilakukan oleh Arif Suyono perlu diberikan apresiasi dan dapat layak diberi gelar “Super Sub”.


8.      Ahmad Bustomi (Wibisana)


Ahmad Bustomi merupakan gelandang bertahan timnas Indonesia, sesuai dengan Wibisana yang ahli dalam strategi perang saat pasukan Rama akan menyerang kerajaan Alengka di bawah pimpinan Rahwana. Begitu juga karakteristik Bustomi yang mampu menempatkan posisinya bagaimana kondisi dalam penyerangan maupun bagaimana dalam keaadaan kondisi pertahanan.

9.      Maman Abdurrahman (Bima)



Maman yang merupakan bek central timnas berbadan kekar, dan tangguh sehingga dapat menempatan dirinya di lini pertahanan dan menjadi tulak pintu utama bagi timnas. Bima yang merupakan sosok temperamen di Pandawa Lima akan tetapi tetap menyayangi keempat saudaranya itu dengan tetap berusaha menjaga keamanan keempat saudaranya tersebut. Karakter tersebut sangat cocok untuk Maman sehingga dia merupakan Kapten ketiga bagi timnas setelah Firman dan Bambang Pamungkas.


10.  Hamka Hamzah (Indrajit)



Indrajit yang merupakan anak sosok figur seorang pahlawan dari Alengka yang berusaha untuk tetap berbakti untuk mempertahankan kerajaan ayahnya. Dengan kesaktiannya yang mempu terbang dan memiliki pusaka nagapasa dia mampu bertahan dari gempuran para wanara yang menyerangnya. Sosok tersebut pantas dikenakan kepada Hamka yang mampu menahan serangan dari bawah maupun dari atas, sehingga walaupun pada saat ini belum menciptakan gol akan tetapi dia mampu menciptakan gol pada saat bermain di klub.

11.  Muhammad Nasuha (Nakula)



Sosok Nakula adalah seorang penghibur dan sangat teliti dalam menjalankan tugasnya yaitu menjaga kenakalan kakaknya yaitu Bima. Sehingga sosok ini pantas diberikan kepada Muhammad Nasuha yang pembantu lini pertahanan yang diketuai oleh Maman, sehingga pertahanan timnas merupakan tembok yang kokoh (hanya kemasukan 2 gol dari tiga pertandingan).


12.  Zulkifli Syukur (Sadewa)



Sosok Sadewa merupakan Pandawa paling bijak dibandingkan kakak-kakaknya, akan tetapi dalam pertempuran Sadewa merupakan sosok yang paling penting, hal ini terbukti pada saat peran Kurushetra walaupun pasukan pandawa lima jumlahnya lebih sedikit dari pasukan Kurawa, akan tetapi peperangan tersebut dapat dimenangkan oleh pasukan Pandawa. Sehingga sosok ini pantas untuk Syukur dengan fokus di lini pertahanan dan sesekali melakukan serangan dengan umpan-umpan yang mematikan.

13.  Markus Haris Maulana (Kresna)




Kresna (Batara Kresna) dikenal sebagai seorang yang sangat sakti. Ia memiliki kemampuan untuk terbang, mengubah bentuk menjadi raksasa, dan memiliki bunga Wijaya Kusuma yang dapat menghidupkan kembali orang yang mati. Sehingga sosok ini dapat diberikan kepada Markus yang bisa menghidupkan kembali pesepakbolaan Indonesia dengan kepiawaianya menjaga gawang timnas, apalagi dalam menahan bola-bola atas sehingga dia bagaikan kresna yang bisa terbang menyambar bola. Begitu juga dengan responnya yang lebih cekatan dalam menahan gempuran-gempuran dari lawan sehingga gawang tetap aman.

Mungkin hanya tigabelas pemain yang saya tampilkan yang memiliki kontribusi besar untuk timnas. Tetapi masih ada satu sosok lagi yang sangat penting untuk di bahas yaitu :
Gareng



    Sosok ini merupakan punakawan yang selalu menghibur dan ceria, orang-orang yang melihatnya akan selalu tertawa bila dia muncul dalam pertunjukan wayang. Gareng adalah anak Semar yang pada wayang Kulit dia sebagai kakak dari petruk sedangkan pada wayang golek sebagai adik Dewala (Petruk). Walaupun beda karakter pada kisah pewayangan tetapi dia merupakan sosok rakyat yang mencintai negaranya. Sosok ini bisa di terapkan kepada Penulis yang berusaha tetap mencintai negaranya walaupun kadang negaranya selalu menyakitinya. Untuk membuktikan kecintaannya “Si Gareng” ini selalu berharap semoga Timnas dapat memberikan sebuah kemenangan di dalam laga Kompetisi Piala “Suzuki AFF”. Jayalah negeriku, Berjuanglah Timnasku, “….. Garuda di dadaku, Garuda Kebanggaanku, Ku Yakin hari ini pasti menang….”
HIDUP INDONESIA…… Merdeka… Merdeka….